F.
Kematangan dan pengalaman perkembangan peserta didik
Perkembangan yang di alami peserta didik membawa mereka
kea rah kematangan. Kematangan ini akan tercapai jika sudah menemukan pegangan
atau nilai-nilai yang mereka cari, yaitu menjelang berakhirnya masa remaja atau
mulainya masa depan.
Kematangan fisik atau jasmani terjadi setelah berhentinya
pertumbuhan yang terjadi dengan pesat, sehingga anak laki-laki akan kelihatan
berjalan tegap karena dada dan bahunya semakin bidang, sedangkan anak perempuan
berjalan melenggang karena pinggulnya membesar. Kematangan social di tandai
oleh sikap social yang mantap sebagai anggota masyarakat, dan anggota keluarga,
yang mulai merasakan adanya tanggung
jawab baik sebagai pribadi atau sebagai anggota masyarakat. Kematangan
emosional di tandai oleh stabilnya emosi sehingga ledakan-ledakan yang terjadi
semakin berkurang dan bahkan berhenti sama sekali. Namun yang perlu kita ingat
adalah bahwa usia untuk mencapai kematangan ini berbeda-beda ada anak yang
cepat matang dan ada juga yang sangat lambat. Oleh karena itu, kita sebagai
calon guru harus arif dalam menandai perkembangan atau kematangan siswa.
1. Kematangan (maturation)
Adalah
urutan perubahan yang di alami individu secara teratur yang di tentukan oleh
rancangan genetic (Santrock dan Yussen 1992: 20). Kematangan di pandang sebagai
suatu bawaan (nature), yakin sebagai warisan biologis organisme yang di bawa
sejak lahir. Para ahli psikologi perkembanganyang menekannkan unsure kematangan
atau pembawaan mengklaim warisan biologis sebagai unsure yang paling
mempengaruhi perkembangan anak. Pada dasarnya individu berkembang dalam cara
yang terpola secara genetic, kecuali jika gangguan atau hambaan oleh factor
lingkungan yang bersifat merusak.
2. Pengalaman
Merupakan
peristiwa peristiwa yang di alami oleh individu dalam berinteraksi dengan
lingkungan. Di sini pengalaman di anggap sebagai unsure lingkungan yakni
sebagai pengalaman-pengalaman enviromentaal yang di peroleh dalam kehidupan.
Sementara
para ahli menekankan unsure lingkungan menganggap pengalaman-pengalaman
enviromental sebagai factor yang paling penting dalam perkembangan anak.
Menurut kaum environmental unsure genetic sekedar mewariskan potensi dasar,
tetapi bagaimana hal itu tumbuh dan berkembang sangat tergantung pada makanan,
gizi, perawatan medis, latihan dan pendidikan yang di berikan oleh lingkungan.
Kesimpulannya lingkungan di pandang sebagai factor yang paling berpengaruh
terhadap perkembangan anak.
Para
ahli yang mengutamakan unsure pengalaman atau lingkungan (nature) menganggap
pengalaman-pengalaman environmental sebagai factor yang paling penting penting
dalam perkembangan anak, dimana seorang hidup ia akan:
·
Duduk
·
Berjalan
·
Bicara
3. Kaum maturationists
Mengakui
bahwa kondisi lingkungan yang ekstrim yang dapat menyebabkan gangguan terhadap
proses perkembangan anak, tetapi mereka menyakini bahwa
kecenderungan-kecenderungan dasar perumbuhan dan perkembangan individu telah
terpola secara genetic. Sedaqngkan kaum environmentalis menekankan pentingnya
pengalaman dalam perkembangan anak. Unsure genetic individu mewariskan dasar,
bagaimana hal itu tumbuhy dan berkembang sangat tergantung pada:
·
Makana
·
Gizi
·
Perawatan medis
·
Latihan
·
Pendidikan yang di berikan oleh
lingkungan
Kaum
interactionist mempercayai bahwa hamper semua kualitas fisik dan psikis
individu merupakan hasil dari pengaruh pembawaan dan lingkungan.
Misalnya;
·
Tinggi badan anak tergantung kepada
rancangan genetic yang di turunkan dari orang tuanya (pembawaan)
·
Tinggi badan anak juga tergantung pada
gizi dan latihan yang di peroleh selama peroses pertumbuhan (lingkungan)
·
Perkembangan kognisi tergantungpada
kualitas pengalaman belajar yang di peroleh selama hidupnya ( lingkungan)
·
Anak secara biologis sudah terperogram
untuk belajar bahasa (pembawaan)
·
Anak halnya akan berjalan bahasa yang di
dengarnya (lingkungan)
v Perbedaan individual
Perbedaan
individual menimbulkan adanya perbedaan kebutuhan, yang kaitanya dengan dunia
sekolahmerupakan perbedaan kebutuhan layanan pendidikan. Namun dalam
kenyataannya, kita hampir selalu memperlakukan peserta didik dengan cara yang
sama. Ini merupakan akibat logis dari pengajaran klasikal yang menjadi cirri
has persekolahan di negeri ini. Untuk dapat memberikan perhatian dan perlakuan
secara individu terlebih dahulu guru harus memahami perbedaan individual peserta didik. Perbedaan itu
antara lain:
1. Perbedaan kemampuan
Setiap
individu memiliki kemampuan yang berbeda-beda. Perbedaan itu terlihat dari
beberapa aspek yaitu:
a.
Perhatian
Perhatian memegang
peran penting dalam aktifitas mannusia, termasuk dalam aktifitas belajar.
Perhatian dapat di definisikan sebagai kesadaran atau aktifitas aktifitas
psikis yang tertuju pada satu objek. Perbedaan perhatian itu terletak pada
hal-hal berikut:
·
Intensitas perhatian
·
Luasnya objek perhatian
·
Lamanya perhaian
b.
Pengamatan
Kita belajar melalui
pengamatan. Sehubungan dengan pengamatan ini individu mempunyai perbedaan
kemampuan indra untuk mengamati sesuatu. Ada lima tipe manusia berdasarkan
kemampuannya mengamati sesuatu:
·
Tipe visual (penglihatan)
·
Tipe auditif (pendengaran)
·
Tipe faktil (perabaan)
·
Tipe gustative (penciuman yang tajam)
·
Tipe olafaktoris (pengecapan yang tajam)
c.
Ingatan
Ingatan mencapai tiga
aspek yaitu mencamkan, menyimpan dan memproduksi. Berdasarkan tiga aspek ini
ada orang yang mengencamakan suatu, ada yang terlambat, ada yang dapat menympan
informasi yang tanpa berubah, ada yang ingatannya teguh dan ada yang dapat menyimpan
informasi dalam waktu yang lama tanpa lupa. Ingatan sangat penting dalam
belajar, bahkan sebagian besar pertanyaan yang diajukan oleh guru sering hanya
menuntut kemampuan mengingat.
d. Intelegensi
dan bakat khusus
Setiap peserta didik
mempunyai intelegensi yang berbeda sehingga dapat menemukan siswa yang cerdas,
sedang, dan ada juga yang tergolong kurang.
2. Perbedaan motivasi
Motivasi
dapat di artikan sebagai dorongan untuk melakukan sesuatu seperti, belajar,
bekerja, olah raga, atau melakukan kegiatan amal.dodrongan ini ada yang dating
dari diri sendiri (motivasi interinsik) dan motivasi yang dating dari luar
(ekstrinsik). Para peserta didik mungkn mempunyai motivasi yang berbeda dalam
belajar, oleh karena itu guru di harapkan mampu membangkitkan motivasi belajar
siswa, terutama pada diri siswa yang motivasinya rendah.
3. Perbedaan kondisi fisik dan jenis
kelamin
Kondisi
fisik peserta didik mungkin berbeda beda baik dari bentuk tubuh, kesehatan,
maupun fungsi indra, di samping perbedaan kondisi fisik, perbedaan
karakteristik siswa perempuan dan siswa laki-laki perlu mendapat perhatian.
Minat remaja laki-laki tertuju pada hal yang bersifat intelektual dan abstrak
sedangkan minat remaja permpuan tertuju pada hal yang bersifat emosional,
konkrit, dan personal.
4. Perbedaan lingkungan
Lingkungan
memegang peranan penting dalam perkembangan individu lingkungan yang berbeda
akan memberikan pengaruh yang berbeda kepada perkembangan tersebut. Perbedaan
dalam lingkungan yang meliputi perbedaan social, ekonomi, budaya akan membawa
pengaruh proses pembelajaran itu, sebagai guru kita harus menyadari keadaan
tersebut.
v Anak sebagai suatu totalitas
Sebagai
objek studi psikologi perkembangan,, anak di pandang sebagai suatu totalitas,
konsep anak sebagai suatu totalitas sekurang-kurangnya mengandung 3 pengertian:
1. Anak
adalah makhluk hidup (organisme) yang
merupakan satu kesatuan dari keseluruhan aspek yang terdapat dalam dirinya.
2. Dalam
kehidupan dan perkembangan anak, keseluruhan aspek anak tersebut saling
terjalin satu sama lain
3. Anak
berbeda dengan orang dewasa bukan sekedar secara fisik, tetapi secara
keseluruhan.
Konsep
anak sebagai totalitas mengandung arti bahwa perbedaan anak dengan orang dewasa
tidak terbatas secara fisik, melainkan secara keseluruhan. Anak bukan miniature
dari orang dewasa, tetapi anak adalah anak yang dalam keseluruhan aspek dirinya
yang bias berbeda dari orang dewas, secara fisik anak sedang mengalami
pertumbuhan yang pesat, sebaliknya fisik ornag dewasa sudah relative tidak
berkembang lagi. Anak cenderung di dominasi oleh pola piker yang egosentrik dan
orang dewasa sudah lebih mampu berpikir empatik dan social. Daya piker anak
masih terbatas pada hal-hal ang konkrit, sedangkan orang dewasa sudah mampu
berpikir abstrak dan universal.
G.Periodesasi/
fase-fase perkembanagn berdasar cirri-ciri biologis
Fase
perkembangan yang di maksud adalah penahapan atau periodesasi rentang kehidupan
manusisa yang di tandai oleh cirri-ciri atau pola-pola tingkah laku tertentu.
Secara garis besar
tedapat empat dasar pembagaian fase-fase perkembanganini, yaitu:
1.
Fase-fase perkembangan berdasarkan
cirri-ciri biologis.
2.
Konsep didaktis
3.
Cirri-ciri psikologis
4.
Konsep tugas perkembangan
§ Aristoteles
Aristoteles membagi
fase perkembangan manusia sejak lahir sampai usia 21 tahun kedalam tiga masa,
dimana setiap fase meliputi masa tujuh tahun, yaitu:
a) Fase
anak kecil atau masa bermain (0-7) tahun, yang di akhiri dengan tanggal
(pergantian gigi)
b) Fase
anak sekolah atau masa belajar (7-14) tahun, yang di mulai dari tumbuhnya gigi
baru sampai timbulnya gejala berfungsinya kelenjar-kelenjar kelamin
c) Fase
remaja (pubertas) atau masa peralihan dari anak menjadi dewasa (14-21) tahun,
yang di mulai dari mulai bekerjanya kelenjar-kelenjar kelamin sampai akan
memasuki masa dewasa.
§ Sigmun freud
Dasar –dasar pembagian
ialah pada cara-cara reaksi-reaksi bagian-bagian tubuh tertentu. Fase-fase itu
adalah;
a) Fase
infantile. Umur 0-5. Fase ini di bedakan menjadi tiga, yaitu:
1. Fase
oral, umur 0-1 tahun, dimana anak mendapatkan seksuil melalui mulutnya
2. Fase
anal, umur 1-3 tahun, dimana anak mendapatkan kepuasan seksuil melalui anusnya
3. Fase
phalis, umur 3-5 tahun, dimana anak mendapatkan kepuasan seksuil melalui alat
kelaminnya
b) Fase
laten, umur 5-12tahun
Pada fase ini anak
tampak dalam keadaan tenang, setelah terjadi gelombangdan badai (strum und
drang). Pada fase ini desakan seksuil anak mengendur. Meskipun energy seksuil
terus berjalan, tetapi fase ini di arahkan pada masalah-masalah social dan
pembangun benteng yang kukuh melawan seksualitas.
c) Fase
pubertas, 12-18 tahun
Pada fase ini
dorongan-dorongan mulai muncul kembali, dan apabila dorongan-dorongan ini dapat
di teransfer dan di sublimasikan dengan baik, anak akan sampai pada masa
kematangan terakhir, yaitu fase genital
d) Fase
genital, 18-21 tahun
Pada fase ini, dorongan
seksuil yang pada masa laten boleh di katakana sedang tidur, kini berkobar
kembali, daqn sungguh-sungguh tertarik pada jenis kelamin lalin, pada fase ini
konflik internallebih stabil dan seseorang dapat mencapai struktur ego yang
kuat unttuk dapat berhubungan dengan dunia realita.
§ Maria mentessori
Fase-fase perkembangan itu adalah
a) Periode
I, umur 0-7 tahun, yaitu periode penangkapan dan pengenalan dunia luar dengan
panca indra
b) Periode
II, umur 7-12 tahun, yaitu periode abstrak, dimana anak-anak mulai menilai
perbuatan manusia atas dasar baik buruk dan mulai timbulnya insane kamil
c) Periode
III, 12-18 tahun, yaitu periode penemuan diri dan kepekaan social
d) Periode
IV,umur 18 ke atas, yaitue periode pendidikan perguruan tinggi.
§ Elizabeth B. Hurlock
Membagi perkembangan
individu berdasarkan konsep biologis atas lima fase, yaitu:
a) Fase
prenatal (sebelum lahir) mulai masa konsepsi samapi proses kelahiran ,lebih
kurang 208 hari
b) Fase
infance (orok) mulai dari lahir sampai usia 14 hari
c) Fase
babyhood (bayi) mulai usia 2minggu sampai usia 2 tahun
d) Fase
childhood (kanak-kanak) mulai usia2 tahun sampai usia pubertas
e) Fase
adolescence (remaja) mulai uias 11 samapi 13 tahun sampai usia21 tahun, yang di
bagi atas tiga masa, yaitu:
1. Fase
pre adolescence: mulai usia 11dan 13 tahun untuk wanita, dan usia-usia sekitar
setahun kemudian bagi pria
2. Fase
early adolescence : mulai usia 13-14 tahun samapai 16-17 tahun
3. Fase
late adolesceance : masa-masa akhir dari perkembangan seseorang hampir
bersamaan dengan masa ketika seseorang sedang menempuh perguruan tinggi
v Fase perkembanagn berdasarkan
berdasarkan konsep didaktif
Dasar
yang di gunakan untuk menentukan pembagian fase-fase perkembangan adlah materi
dan cara bagaiamana mendidik anak pada masa-masa tertentu. Pembagian seperti
ini antara lain di berikan oleh johan amos cimanius, seorang ahli didik dan Moravia,
ia membagi fase-fase perkembangan berdasarkan tingkat sekolah yang di duduki
anak sesuai dengan tingkat usia dan menurut bahasa yang di pelajarainya di
sekolah. Pembagian fase tersebut adalah:
a) Pada
usia 0-6 tahun ; fase sekolah ibu , merupakan masa perkembangan alat-alat indra
dan memperoleh pengetahuan dasar di bawah asuhan ibunya di lingkungan rumah
tangga.
b) Pada
usia 6-12tahun: gase sekolah bahasa ibu, merupakan masa anak mengembangkan daya
ingatnya di bawah pendidikan sekolah rendah. Pada masa ini di ajarkan bahasa
ibu (vernacural)
c) Pada
usai 12-18 tahun: fase sekolah bahasa latin, merupakan masa mengembangkan daya
pikirnya di bawah pendidikan sekolah menengah (gymnasium) pada masa ini di
ajarkan bahasa latin sebagai bahasa asing
d) Pada
usia 18-24 tahun: fase sekolah tinggi dan pengembangan tinggi dan pengembaraan,
merupakan masa mengembangkan kemauannya dan memilih sesuatu lapangan hidup yang
berlangsung di bawah perguruan tinggi.
Selain
uraian fase dia atas dalam ilmu jiwa pengembangan kita kenal beberapa pembaian
masa hidup anak, yang di sebut sebagai fase atau pengembangan, berikut adalah
fase-fase perkembangan menurut ahli seperti:
§ Thornburg, 1984
Menyatakan bahwa
perkembangan berlangsung secara terus-menerus di sepanjang kehidupan seseorang,
mualai dari masa konsepsi sampai berakhirnya kehidupan orang itu, perkembangan
itu berlangsung secara bertahap yang setiap tahap terdiri atas beberapa periode
umur. Berikut adalah tahap-tahap yang di maksud:
·
Masa bayi 0-2 tahun
a) Periode
dalam kandungan : mulai dari konsepsi hingga lahir
b) Periode
baru lahir: lahir sampai umur 4 tau 6 minggu
c) Periode
bayi: umur 4 atau 6 mingggu sampai 2 tahun
·
Masa kanak-kanak 2-11 tahun
a) Periode
kanak-kanak permulaan, umur 2-5 tahun
b) Periode
kanak-kanak pertengahan, 6-8 tahun
c) Periode
kanak-kanak akhir 9-11 tahun
·
Praremaja 9-13 tahun
·
Masa remaja 11-19 tahun
a) Remaja
permulaan, 11-13 tahun
b) Remaja
pertengahan, 14-16 tahun
c) Remaja
akhir 17-19 tahun
·
Pemuda 19-22 tahun
·
Masa dewasa 20-81 tahun
a) Dewasa
permulaan, 20-29 tahun
b) Dewasa
pertengahan 30-49 tahun
c) Dewasa
50-65 tahun
d) Dewasa
akhir 66-80 tahun
e) Tua,
> 81 tahun
§ Aristoteles
Menggambarkan individu,
sejak anak samapi dewasa itu kedalam tiga tahapan, setiap tahapan lamanya tujuh
tahun, yaitu:
·
Tahap I : dari 0-7 tahun, anak-anak kecil atau masa bermain
·
Tahap II :
dari 7-14 tahun , masa anak atau masa anak sekolah rendah
·
Tahap III : dari 14-21 tahun, masa remaja/pubertas, masa peralihan dari masa
usia anak sampai menjadi orang dewasa
§ Kretscmer
Mengemukaakan bahwa
dari lahir sampai dewasa individu melewati emapat tahap, yaitu:
·
Tahap I :
0-kira-kira 3 tahun; fullungs (pengisian) periode I ; pada periode ini anak
kelihatan pendek gemuk
·
Tahap II :kira-kira
3 tahun- kira-kira 7 tahun; streckungs (rentangan) periode II, pada masa ini
anak kelihatan langsing (memanjang/ meninggi)
·
Tahap III :kira-kira 7 tahun-kira-kira 13 tahun; fullungs periode III, pada
masa ini anak kelihatan pendek gemuk kembali
·
Tahap IV :
kira-kira 13- kira-kira 20n tahun; streckungs periode IV , pada periode iini
anak kelihatan langsing kembali
§ Elizabeth Hurlock
Mengemukakan pemahaman
perkembangan individu, yaitu;
·
Tahap I :
Fase prenatal (sebelum lahir), mulai masa konsepsi sampai proses kelahiran,
yaitu sekitar 9 bulan atau 280 hari.
·
Tahap II :
Infancy (orok),mulai lahir sampai usia 10 tahun 14 hari
·
Tahap III : Babyhood (bayi), mulai dari 2 minggu sampai 2 tahun
·
Tahap IV :
childhood (kanak-kanak) mulai 2 tahun samapai masa remaja (puber)
·
Tahap V :Adolescence/puberty,
mulai dari usia 11 atau 13 tahun sampai usai 21 tahun
a) Pre
adolescence: mulai usia 11dan 13 tahun untuk wanita, dan usia-usia sekitar
setahun kemudian bagi pria
b) Early
adolescence : mulai usia 13-14 tahun samapai 16-17 tahun
c) Late adolesceance : masa-masa akhir dari
perkembangan seseorang hampir bersamaan dengan masa ketika seseorang sedang
menempuh perguruan tinggi
H.
Periodesasi perkembangan berdasarkan cirri-ciri psikologis
Periode perkmangan berdasarkan cirri-ciri psikologisdi
kemukakan oleh beberapa ahli, di antaranya :
§ Oswald Kroch
Ciri-ciri yang di gunakan
oleh Oswald Kroch adalah pengalaman kegncangan jiwa yang di manifestasikan
dalam bentuk sifat trotz atau sifat “keras kepala” dan ia membagi fase
perkembangan ini menjadi tiga yaitu:
a) Fase
anak awal, umur 0-3 tahun. Pada fase akhir fase ini terjadi troz pertama di
tandai dengan serba membantah atau menentang orang lain
b) Fase
keserasian sekolah, umu 3-13 tahun. Pada fase ini terjadi troz kedua yang di
tandai dengan anak serba membantah atau orang lain bahkan orang tua
c) Fasae
kematangan, umur 13 sampai 21 tahun . fase ini terjadi setelah berakhirnya
gejala-gejala troz kedua, dimna anak mulai merasakan kelebihan dan kekurangan
yang ia miliki yang di hadapi dengan sewajarnya.
§ Kohnstamm
Khonstamm membagi fase
perkembangan ini di lihat dari sisi pendidikan dan tujuan luhur manusia yaitu:
a) Periode
fital: umur 0-15 tahun dan di sebut sebagai masa menyususi
b) Periode
estetis; umur 1,5-7 tahun dan di sebut sebagai fase mencoba atau masa bermain
c) Periode
intelektual: umur 7-14 tahun dan di sebut sebagai masa sekolah
d) Periode
social :umur 14- 21 tahun dan di sebut
sebagai masa remaja
e) Periode
matang: 21 tahun ke atas dan di sebut sebagai masa dewasa
v Periodesasi perkembangan
berdasarkan konsep tugas perkembangan
Periode
ini di kemukakan oleh Robert J. Havighurst, yaitu:
a) Masa
bayi dan kanak-kanak (infacy and early childhood ): umur 0-6 tahun
b) Masa
sekolah atau pertengahan anak-anak (middle childhood); umur 6-12 tahun
c) Masa
remaja (adolescence): umur 12-18 tahun
d) Masa
awal dewasa (early adulhthood) umur 18-30 tahun
e) Masa
dewasa pertengahan (middle ege) : umur 30-50 tahun
f) Masa
tua (latter maturity) : tahun 50 ke atas
v Periodesasi perkembangan menurut
konsep islam
Memperhatikan
ayat-ayat al-quran dan hadis-hadis Rasullah SAW, yang menjadi dasar utama
pemikiran islam, periodisasi perkembangan individu dapat di bedakan menjadi
tiga fase, yaitu:
a) Periode
pra- konsepsi, yaitu perkembangan
manusia sebelum masa pertumbuhan sperma dan ovum
b) Periode
pra-natal, yaitu periode perkembangan manusia yang di mulai dari pertumbuhan
sperma dan ovum sampai masa kelahiran. Periode ini di bagi atas empat fase,
yaitu:
·
Fase nuthfah (zigot) di mulai sejak
pembuaembedakan mana yang baik dan mana yang salah). Fase ini di mulai saathan
sampai usia 40 hari dalam kandungan
·
Fase a’alaqah (embrio), selama 40 hari
·
Fase mudhghah (janin) selama 4 hari
·
Fase peniupan ruh kedalam jasad janin
kedalam kandungan setelah genap berusia 4 bulan
·
Fase periode kelahiran sampai meninggal
dunia, di antaranya
·
Fase neo-naturs, dari usia 0-1 bulan
·
Fase althifl (anak-anak), dari fase 1
bulan- 7 bulan
·
Fase tamyizdari usia 7 tahun-12 atau
13tahun yaitu fase dimana anak bisa membedakan mana yang baik dan mana yang
buruk dan yang benar dan salah
·
Fase beligh, yaitu dimana anak berinjak
usia muda yang di tandai dengan mimpi basah untuk anak-anak laki-laki dan
perempuan dengan datingnya haid, fase ini juga di sebut dengan fase aqil (fase
tingkah laku intelektual seseorang mencapai puncak sehingga dapat membedakan
mana yang baik dan mana yang salah). Fase ini di mulai saat anak usia 15-40 tahun.
·
Fase kearifan dan kebijakan, yaitu fase
dimana seseorang mempunyai kesadaran dan kecerdasan emosional, moral,
spiritual, dan agama secara mendalam. Fase ini juga di sebut auliya’ wa
anbiya’, yaitu: fase dimana manusia di tuntun untuk bersikap seperti di
perankan oleh nabi dan fase ini di mulai saat manusia berusia 40 tahun keatas.
·
Fase kematian, yaitu dimana terjadi saat
manusia meninggal. Fase ini di awali dengan adanya naza’ yaitu awal pencabutan
ruh oleh malaikan izrail.
v Jenis-jenis tingkah laku manusia di
golongkan instink ini adalah
a) Melarikan
diri (fight) karena perasaan takut (fear)
b) Menolak
( repulsion) karena jijik (disgit)
c) Ingin
tahu (curiosity) karena menakjubkan seseorang (wonder)
d) Melawan
(fugnacity) karena kemarahan (Anger)
e) Merendahkan
diri (self abasement) karena perasaan mengabdi (subjection)
f) Menonjolkan
diri (self assertion) karena adanya harga diri atau manja (elation)
g) Orang
tua (parental) karena perasaan halus budi (tender)
h) Berkelamin
( smisalnyaual) karena keinginan mendapatkan reproduksi
i)
Berkumpul (acquisition) karena keinginan
untuk mendapatkan sesuatu
j)
Mencapai sesuatu (question) karena ingin
bergaul/bermasyarakat
k) Membangun
sesuatu (contruction) karena mendapatkan kemajuan
l)
Menarik perhatian orang lain (appeal)
karena ingin di perhatikan oleh orang lain.
v Factor-faktor yang berasal dari
luar diri individu
a)
Makan
Makan merupakan salah
satu factor yang mempengaruhi perkembangan individu. Apabila di tinjau dari
persepektif agama (islam) makanan mengandung gizi yang belum cukup bagi
pertumbuhan dan perkembangan anak, melainkan harus di sempurnakan dengan
tingkat kehalalan dan kebersihan dari makanan itu sendiri, sebagiamana firman
allah: “dan makanlah dari yang halal lagi baik dari apa yang telah di rezekikan
kepadamu….” (Q.S.Al-maidah :88)
Pentingnya mengetahhui kualitas makanan
dari segi kehalalannya ini adalah karena menurut islam makan mempunyai pengaruh
yang besar , tidak sajah terhadap pertumbuhan dan kesehatan jasmani manusia,
melainkan juga terhadap perkembangan jiwa, pikiran dan tingkah laku seseorang,
hal ini di tegaskan oleh seseorang ulama kontenforer, syaikh taqi falsafi,
dalam bukunya child berween heredity end
eduction, yaitu: pengaruh dari campuran (senyawa) kimia yang di kandung oleh
makananterhadap aktivitas jiwa dan pikiran manusia belum di ketahui secara
sempurna, karena belum di adakan eksperimen secara memadai.
a. Iklim
Iklim dan juga cuasa
mempengaruhi terhadap perkembangan dan kehidupan anak. Seseorang hidup dalam
tropis yang kaya raya misalnya, akan telihat jiwanya lebih tenang, lebih
“nerimo”. Di bandingkan dengan orang yang tidak “sekeras” di niklim dingin,
sehingga perjuangan hidup nyapun lebih cenderung lebih santai
b. Kebudayaan
Latar belakang suatu
budaya sedidik banyak juga mempengaruhi perkembangan seseorang, misalnya latar
belakang budaya desa, keadaan jiwanya masih murni, masih yakin akan kebesaran
dan kekuasaan tuhan. Akan terlihat lebih tenang , karena jiwanya masih berada
dalam lingkungan kultur, kebudayaan bangsa sendiri pandangan hidup keagamaan,
lain halnya dengan seseorang yang hidup dalam kebudayaan kota yang sudah
mempengaruhi oelh kebudayaan asing.
c. Ekonomi
Latar belaknag ekonomi
juga mempengaruhi terhadap perkembangan anak, mereka memnderita
kekurangan-kekurangan secara ekonomis, sehingga menghambat pertumbuhan jasmani
dan perkembangan jiwa anak-anak. Bahkan tidak jarang tekanaan ekonomi
mengakibatkan pada tekanan jiwa, yang pada gilirannya menimbulkan konflik
antara ibu dan bapak, antara anak dan orang tua, sehingga merasa merendahkan
diri pada anak.
d. Kedudukan
anak dalam lingkungan keluarga
Kedudukan anak dalam
lingkungan keluarga juga mempengaruhi perkembangan nya. Bila anak itu merupakan
anak tunggal, biasanya perhatian orang tua tercurah kepanya, sehingga ia
cenderung memiliki sifat-sifat seperti berikut: manja, kurang bisa bergaul,
dengan teman sebayanya, menarik perhatian dengan cara kekanak-kanakan, dan
sebagainya.sebaliknya, anak yang mempunyai banyak saudara, jelas orang btua
akan sibuk membagi perharian terhadap saudara-saudaranya itu. Oleh sebab itu
anak kedua, ketiga, factor ke empat dan seterusnya dalam suatu keluarga
menunjukan perkembangan yang lebih cepat di bandingkan dengan anak yang
pertama, hal ini memungkinkan karena anak-anak yang lebih mudah akan banyak
meniru banyak dari kakak-kakaknya.
v Factor-faktor umum
Factor-faktor
umum maksudnya unsure-unsur yang dapat di golongkan kedalam dua golongan
yaitufaktor dari dalam dan dari luar diri individu. Di antara factor-faktor
umum yang mempengaruhi perkembangan individu adalah:
a) Intelegensi
Merupakan salah satu
factor umum yang mempengaruhi perkembangaqn anak. Tingkat intelegensi yang
tinggi erat kaitannya dengan percepatan perkembangan, sedangkan tingkat
intelegensi yang rendah erat kaitannya dengan keambanan perkembangan.
b) Jenis
kelamin
Jenis kelamin juga
memegang peranna penting dalam perkembangan fisik dan mental seorang anak
c) Kelenjar
gondok
Penelitian dalam bidang
endocrinology menunjukan betapa pentingnya peranna yang di mainkan oleh
kelenjar gondok terhadap perkembangan fisik dan mental anak-anak. Kelenjar
gondok ini mempengaruhi perkembangan baik dalam waktu belum lahir, maupun pada
pertumbuhan dan perkembangan sesudahnya.
d) Kesehatan
Kesehatan juga salah
satu factor umum yang mempengaruhi perkembangan individu, mereka yang kesehatan
mental dan fisiknya baik dan sempurna akaqn mengalami perkembangandan
pertumbuhan yang memadai. Sebaliknya, mereka yang mengalami gangguan kesehatan
, baik secara mental maupun fisik, perkembangan dan pertumbuhannya juga akan
mengalami hambatan.
e) Ras
Ras juga turut mempengaruhi
perkembangan seseorang, misalnya, anak-anak yang dari ras mediteranear (sekitar
laut tengah) mengalami perkembangan fisik lebih cepat di bandingkan dengan anak
anak dari bangsa-bangsa eropa utara, demikian juga anka-anak negro dan ras
Indian, ternyata perkembangannya lebih cepatdi bandingkan dengan anak-anak dari
ras bangsa-bangsa yang berkulit putih dan kuning.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar